Sabtu, 23 Mei 2009
Minim Dana, Pegawai Pun Jadi Guru di Lapas Anak Tangerang
/
Rabu, 19 November 2008 | 10:37 WIB
JAKARTA, RABU — Sejumlah pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Tangerang dan beberapa anggota masyarakat mendapat tugas sebagai guru bagi anak-anak penghuni Lapas yang berusia di bawah usia 15 tahun.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Tangerang Haru Tamtomo saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (19/11), mengatakan, dalam memberikan hak pendidikan bagi anak-anak usia sekolah yang sedang menjalani masa tahanan, pihaknya tidak bisa mendatangkan guru karena keterbatasan dana.
"Kami memakai tenaga pegawai Lapas yang punya kemampuan mentransfer ilmu dan memiliki sikap sebagai pendidik. Pegawai Lapas ini jadi guru karena kebutuhan karena sampai saat ini belum ada guru bantu dari Dinas Pendidikan yang ditugaskan di sini," kata Haru.
Sampai saat ini di Lapas Anak Tangerang terdapat 240 tahanan anak berusia di bawah 15 tahun. Karena masih dalam usia sekolah, Lapas Anak Tangerang harus memberikan hak pendidikan kepada para penghuninya. "Pegawai Lapas yang bertugas sebagai guru berjumlah 24 orang. Selain itu, kami melibatkan empat anggota masyarakat untuk membantu kami memberikan pendidikan kepada anak-anak yang terdiri atas seorang psikolog, sarjana agama, sisanya yang menguasai komputer," kata Haru.
Dari 24 pegawai Lapas yang menjadi guru, untuk tingkat sekolah dasar ada 6 orang dan guru sekolah menengah ada 6 orang, sedangkan selebihnya adalah guru kesetaraan Paket C. Di Lapas sendiri saat ini terdapat 27 siswa SD, 22 siswa SMP, dan 58 siswa kesetaraan Paket C.
Lapas Anak Tangerang ini bekerja sama dengan sekolah lain, yakni untuk SD pihak Lapas menginduk pada SD di Kalideres, sedangkan untuk SMP menginduk pada SMP Negeri 2 Tangerang. "Jadi, kurikulum yang kami pakai sama seperti sekolah formal lainnya. Anak-anak di sini juga mengikuti ujian nasional (UN). Tahun kemarin dari 15 siswa SMP yang ikut UN, kesemuanya berhasil lulus UN. Kalau SD, dari 26 anak yang ikut UN, hanya satu yang tidak lulus," ujar Haru Tamtomo.
Tidak semua anak di Lapas bisa mengikuti pendidikan formal karena persoalan motivasi. "Anak-anak di Lapas ini motivasinya memang sangat kurang sehingga guru-guru di sini harus ekstra membangun motivasi. Untuk itu memang perlu pendekatan tersendiri," katanya.
Selain menerima haknya sebagai pegawai Lapas, katanya, para guru di Lapas Anak Tangerang mendapatkan insentif sekitar Rp 20.000 per satu jam per satu mata pelajaran. Rata-rata pegawai Lapas memiliki pengalaman mengajar anak-anak di Lapas sekitar lima tahun lebih. "Bahkan, ada yang sudah menjadi guru di sini 15 tahun dan mereka tidak merasa ada kendala," tuturnya.
Haru Tamtomo mengharapkan, meski pegawai Lapas, guru-guru yang sudah berpengalaman mengajar di Lapas tersebut bisa mendapatkan sertifikasi untuk mendapatkan insentif dari dinas pendidikan. "Insentif ini sifatnya hanya insidental," katanya.
GLO
Sumber : Antara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar