Senin, 16 Maret 2009

Pelajar Perlu Memahami Safety Riding

Pelajar Perlu Memahami Safety Riding

Rabu, 13 Februari 2008 | 13:49 WIB

BANDUNG, RABU- Banyaknya jumlah pelajar usia remaja yang menjadi korban kecelakaan kendaraan bermotor harus disikapi bersama- sama antara lembaga pendidikan maupun masyarakat umum melalui pemahaman keselamatan berkendara di jalan atau safety riding.Sebab, 50 persen lebih dari 14.000 korban kecelakaan yang terjadi dalam satu tahun adalah remaja atau pelajar yang berusia 15-24 tahun.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup dan Kesehatan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional Purnomo Ananto dalam Life Skills Education Program melalui safety riding bersama Castrol, Rabu (13/2). Menurutnya, pengetahuan tentang keselamatan berkendara di jalan itu sangat perlu dimasukan dalam kurikulum pendidikan kesehatan dan jasmani ataupun diberikan melalui pendidikan ekstrakurikuler.

Pentingnya pendidikan dan pengetahuan tersebut mengingat pertumbuhan penjualan sepeda motor setiap tahunnya mencapai 4,5-5 juta unit, belum termasuk kendaraan bekas. Sebagian besar dari konsumen sepeda motor yang baru itu adalah pengendara mula, yang juga didominasi oleh pelajar. Parahnya, dari 14.000 korban kecelakaan (tahun 2006) setengahnya adalah pelajar.

Program safety riding ini penting diberikan sedini mungkin agar mereka (pelajar) tidak hanya sekadar tahu, tetapi juga terampil menggunakan sepeda motor. "Sehingga angka kecelakaan di jalan raya bisa ditekan," ujar Purnomo.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Castrol Indonesia Budi Janto mengakui edukasi keselamaan berkendara itu sangat dibutuhkan oleh pelajar, yang secara tidak langsung merupakan tulang punggung bangsa. Selain itu, bukti menunjukan bahwa aktifitas berkendara sepeda motor di jalan-jalan di Indonesia itu berisiko tinggi terhadap kecelakaan.

Oleh karena itu, beberapa materi dihadirkan dalam pelatihan yang melibatkan sekitar 100 pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan di Bandung. Materi yang disampaikan selain praktik mengendara yang baik dan aman adalah informasi tentang manajemen risiko berkendara di jalan raya, perlengkapan standar yang harus digunakan, serta teknik dasar mengendarai sepeda motor.

Purnomo menambahkan, jika pendidikan tentang keselamatan berkendara di jalan itu tidak berkelanjutan disosialisasikan dampaknya akan semakin besar peluang pelajar menjadi korban kecelakaan di jalan raya. Misalnya, berdasarkan data, penyebab kecelakaan tertinggi di Bandung adalah sepeda motor. Tercatat, 1.948 kasus kecelakaan sepeda motor, dimana 575 kasus terjadi pada usia 16-25 tahun, 728 kasus pada usia produktif (26-35 tahun) dan sisanya sebanyak 513 kasus terjadi pada usia 36-45 tahun. (THT)





Timbuktu Harthana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar